Zhafir Khairan Akalanka
Saya adalah seorang pemuda kelahiran Agustus , berdarah Jawa dan Sunda yang sangat menyukai kegiatan tulis-menulis. Saya tidak pandai dalam apa pun, namun saya senang mempelajari apa pun. Oh iya, setelah saya pelajari, ternyata saya adalah seorang introvert yang cukup akut, tidak menyukai obrolan yang sia-sia, membuat saya lebih sering menyendiri ketimbang nongkrong. Tidak menyukai kegiatan yang tidak membangun apa-apa, tetapi saya suka melakukan sesuatu yang membuat orang memikirkan apa-apa.
Tersenyumlah, buat orang-orang menerka-nerka.
Saya alumni nestapa. Pernah meringkuk di sana dalam jangka waktu yang cukup lama. Menghilang dari dunia dalam beberapa dekade dan kembali dengan sosok diri yang baru. Dengan tulisan dan segala wawasan, kini saya kembali melangkah meski beberapa luka masih selalu menjadi sebuah masalah. Tak apa, luka yang terasa mencabik akan selalu membuat seseorang menemukan dirinya yang terbaik.
Sebetulnya, saya tidak terlalu suka untuk men-deskripsikan diri sendiri apalagi menampilkan wajah sendiri. Jangan salah paham- saya memiliki alasan atas apa yang saya lakukan. Saya hanya tidak nyaman bila wajahku dilihat orang atau menjadi bahan perbincangan orang meskipun hanya sekilas. Oh iya, kau memiliki media sosial seperti instagram? Saya dulu memiliki, tapi saya sempat memilih untuk berhenti dan lenyap dari dunia maya, namun beberapa saudara dan sahabat saya ternyata tidak suka dan memaksa saya untuk kembali membuat akun yang baru. Ya. Sebetulnya saya sudah berganti akun sebanyak 2 kali. Akun pertama di hacked, akun kedua dilenyapkan secara sengaja oleh saya. Jujur saja, saya senang sekali ketika akun pertama saya di-hacked, sebab ketika itu saya sempat menjadi pusat perhatian dan cukup terbanjiri banyak followers, itu benar-benar tidak membuat saya nyaman. Akun yang kedua pun sebetulnya sama, karna saya selalu tidak merasa nyaman bila dibanjiri oleh banyak followers. Saya tipe orang yang tidak nyaman bila dikelilingi banyak orang, apalagi orang asing. Saya lebih suka menghilang, lenyap dari dunia tanpa ada satu pun orang yang tahu keberadaan saya.
Bicara sahabat atau teman, saya tidak memiliki begitu banyak teman. Saya hanya memiliki 3 orang teman dalam hidup saya (sejauh ini), itu pun bila saya dianggap teman oleh mereka. Tapi yang jelas, s saya menganggap mereka teman. Saya tidak anti-social, saya hanya selektif dalam bersosial. Bukan berarti saya tidak pernah berbicara dengan manusia atau membenci manusia, jangan salah paham. Saya selalu berbaur dengan banyak manusia, hanya saja saya tidak terlalu suka untuk banyak berbicara ketika sedang melakukan itu. Saya rasa tidak semua manusia akan mendengarkan, sebab itu saya selalu selektif dalam memilih siapa yang pantas menjadi telinga untuk bibir saya ketika berbicara. Dan sejauh ini -setelah bangkit dari kematian- saya hanya memiliki 3 orang teman. Bagi saya, itu sudah cukup banyak.
Bicara teman, lebih baik sedikit tapi sungguhan, daripada banyak tapi bohongan.
Entahlah, saya tidak suka bila harus beramai-ramai dalam berdiskusi atau komunikasi, saya selalu merasa kesepian bila sekeliling saya ramai, tapi bila hanya beberapa orang saja yang saya percaya, saya merasa akan teramaikan. Sepi adalah keramaian yang mengisi kekosongan, keramaian adalah kesepian yang merampas kedamaian.
Bingung? silakan terka!