Aku melihatmu di sana;
Gigih menebar percaya untuk seluruh manusia;
Kau tertawa;
Kau begitu ceria;
Kau rela menabur cinta pada mereka yang kehilangannya.
Wajahmu amat bercahaya;
Senyumanmu berbinar laksana pelita;
Kau bilang kau bahagia,
Kubilang kau pandai berdusta.
Ada memar di hatimu;
Ada getar di palung batinmu;
Kau sadar dan merasakan itu;
Pedih mengakar tapi kau menahan semua itu.
Apa kau butuh sandaran?
Apa kau butuh ketenangan?
Apa kau butuh didengarkan tanpa sedikit pun penghakiman?
Atau kau merasa terlalu lama menahan dan mulai mempertanyakan berapa harga sebuah pelukan?
Tidaklah salah untuk menangis.
Tidaklah menjadi payah karna mengantungi kenyataan yang tragis.
Sembab atau tidak kau akan tetap selalu manis;
Sebab inspirasi yang telah kauberi selalu menciptakan efek magis.
Tumpahkanlah segala keluh kesah.
Utarakanlah apa yang kerap membuatmu terengah.
Takkan sedikit pun aku akan membantah,
Takkan sedetik pun aku akan merasa jengah.
Apa kau hancur dari dalam?
Apa hatimu bilur dan merasa hidupmu mulai perlahan tenggelam?
atau kau telah berjuang untuk tidak mundur namun malah dilempar hina pada titik kelam?
Tak apa. Dunia hanya sedang tidak paham.
Apa kau terjatuh dan kehilangan kendali?
Apa dunia tidak terlalu ramah hari ini?
Atau kau telah berusaha sekuat nurani namun yang kaudapat hanyalah tusukan yang mengarah tepat ke ulu hati?
Tak apa. Kau tidak salah sama sekali.
Apa kau mengais luka seorang diri?
Apa kau berharap seseorang akan betul-betul hadir dan mengerti?
atau kau rela memaksakan tawa hanya untuk membuat sepi tidak terasa menakutkan sekali?
Tak apa. Aku di sini.
Ini tubuhku, dekaplah.
Ini tanganku, genggamlah.
Peluk hatimu, percayalah:
Tuhan akan memapah,
Dan kau akan tumbuh menjadi jauh lebih indah.
0 comments:
Post a Comment