PAHLAWAN YANG DISALAHKAN (SYAIR)
- By Akalanka
- On April 20, 2018
- No Comment
Sayup angin menghempaskan beberapa helai rambut anak laki-laki itu.
Kali ini ia lemas menundukkan kepala yang dihimpit kedua lututnya.
Tangannya melingkar erat memeluk hangat.
Sedari gelap mencekam , hingga cahaya membakar malam , ia tetap setia berpangku kaki dalam diam.
Lingkar matanya redup , namun tak pernah benar-benar tertutup.
Rasa sakit batinnya merenggut rasa sakit fisiknya.
Ia benar-benar sudah tak mampu menjerit , meringis atau hanya sekedar menetes tangis.
Ia tumbuh beriringan dengan luka ,
Melangkah searah dengan air mata ,
dan bergandeng tangan dengan derita.
Maka tiadalah luka yang tak mampu ia seka.
Karna ia tak mungkin mengerti , tanpa pernah merasa.
Dunia benar-benar telah begitu kejam terhadapnya.
Berulang-ulang menggilas peduli yang ia telah usahakan.
Kebaikan yang mungkin bukan untuk dirinya sendiri.
Kebaikan yang tiada pernah manusia mengerti.
Meski lelah sudah menjadi darah ,
dan darah sudah menjadi nanah ,
Membenci takdir , ia takkan pernah.
Karna bila ia membenci , ia tak memiliki apa-apa lagi untuk dicintai.
Kesehatan sudah tiada arti baginya.
Pucat sekujur tubuhnya , luka di beberapa organnya , dan rapuh tulang belulangnya
telah membuatnya lupa caranya menjadi manusia.
Inilah kisah pahlawan yang "disalahkan".
Memeluk berbalas tusuk.
Senyuman berbalas kecurigaan.
Peduli berbalas caci.
Tuntunan berbalas tuntutan.
Mencinta berbalas luka.
Mengiba berbalas injakkan kepala.
Akhirnya , lenyaplah ia seiring dengan hujan deras.
Pergi dengan ikhlas menerima sesuatu yang tak pantas.
Bukan jengah ataupun menyerah , hanya saja ia coba terima dan pasrah ,
mungkin tanpa dirinya , dunia akan jauh lebih indah.
Sabtu , 21 April
Pukul 03:40 Pagi.
0 comments:
Post a Comment