BUNGA LAYU (SYAIR)







Wahai hati yang menyakiti

Bolehkah Aku sedikit memahami dirimu?
Menjejaki kaki pada labirin fikiranmu
Atau bahkan menjelajahi pola rumit imajinasimu

Wahai Pencipta luka

Sudikah Engkau sejenak menyimpan egomu?
Siapkan nuranimu dan ikutlah bersamaku ke masa itu
Melewati dimensi ruang dan waktu yang telah ku lalui dengan bersimbah peluh

Wahai Masa laluku

Disinilah kita..
Sebuah tempat dimana dirimu pernah berada
Pernah bersandar
Pernah berlindung
Bahkan pernah menyimpan rahasia

Adalah ruang hatiku tempat dimana dirimu menabung rindu
Adalah ruang hatiku tempat dimana dirimu merubah langit hitam menjadi biru
Adalah ruang hatiku tempat dimana dirimu akan kembali pulang

Bagimanakah kabarmu?
Masihkah Engkau selembut dahulu?
Memintaku menyanyikan lagu syahdu dan membacakan do’a - do’a untuk membuat indah tidur lelapmu

Dimalam itu kita bercerita tentang kebodohan kita di masa lalu
Atau hanya sekedar membahas kejahilan dan kejutan-kejutan sederhanaku yang membuatmu memeluk erat tubuhku


Sungguh
Aku masih ingat raut wajahmu pada saat itu
Sungguh...

Kau manis sekali Sayangku

Dan Sungguh

Aku masih ingat semua itu


Kita pernah bersatu janji
Bersatu imajinasi
Dan bersatu angan yang diyakini

Namun

Kau membuatku belajar
Bahwa persatuan hanya akan berujung perpecahan


Sejujurnya
Aku tak pernah mengerti
Atas apa yang Kau yakini
Hingga dirimu pergi
dan semua janjimu hilang arti

Kita berbeda dalam semua
Tapi sungguh....tidak dalam cinta

Namun hatimu keras kepala
Egomu merubah cinta menjadi kecewa

Untuk apa Kau mengobati luka Jika pada akhirnya Kau adalah sumber luka
Untuk apa Kau mengajariku terbang Jika pada akhirnya Kau berharap Aku merangkak lebih buruk dari seorang bayi

Sungguh...

Kau adalah sebuah pertanyaan
Cintamu hanyalah sebuah kata tak bermakna
Mengikat diriku dalam harapan yang tak bertuan
Aku terlepas dari realita dan terhisap dalam jurang nestapa

Wahai Bungaku yang kini sudah layu

Aku memaafkanmu
namun 
Aku tak akan pernah melupakanmu

Wahai Bungaku yang kini sudah layu

Jika hadirku adalah alasan air matamu terjatuh
Maka berbahagialah dalam ketiadaanku.

0 comments:

Post a Comment